Rabu, 03 Juni 2015

Fisiologi Nyeri

Nyeri (rasa sakit) sebenarnya merupakan mekanisme perlindungan badan. Nyeri akan timbul bila mana terjadi kerusakan jaringan badan. dan nyeri menyebabkan individu beraksi atau menaggapinya dengan maksud menghilangkan stimulasi yang menyebabkan rasa nyeri. Kebanyakan penyakit yang diderita manusia menimbulkan nyeri, namun demikian lokalisaai suatu penyakit sering tidak sesuai dengan letak rasa nyeri yang dikeluhkan, oleh karena itu pengetahuan mengenai anatomi dan fisiologi nyeri perlu diketahui.
Kebanyakan lokalisasi nyeri yang disadari, diduga sebagai hasil stimulasi serentak pada reseptor taktil dan reseptor nyeri. Dengan demikian nyeri tipe tajam yang ah yang dihantarkan oleh serabut A delta (serabut saraf untuk taktil) dapat dilokalisasikan pada jarak antara 10-20 cm dari daerah stimulasi. Sebaliknya nyeri tumpul, yang dihantarkan oleh serabut tipe C, hanya dapat dilokalisasikan secara kasar di daerah yang luas.
Rasa nyeri dapat ditimbulkan oleh berbagai stimulasi listrik, mekanis, temperatur dan kimia. Stimulasi appun yang menimbulkan kerusakan jaringan badan akan menimbulkan rasa nyeri. Kerusakan jaringan akan melepaskan zat mediator nyeri seperti substansi P, ion K+, serotonin, prostaglandin, selanjutnya zat mediator nyeri tersebut merangsang reseptor nyeri. Zat kimia iritan seperti toksin kuman dan asam juga merangsang reseptor nyeri. Reseptor nyeri berupa akhiran saraf bebas disebut nociceptor yang berada di hampir seluruh seluruh bagian badan (intestine dan otak).
Tipe nyeri meliputi;
1. Nyeri tajam, nyeri cepat, atau nyeri tusuk
2. Nyeri tumpul, nyeri lambat, atau nyeri terbakar
Berdasarkan lokasinya, telah ditetapkan adanya tiga macam nyeri yaitu:
1. Nyeri somatik superficial, yaitu nyeri kulit atau mukosa somatik
2. Nyeri somatik dalam, yaitu pada otot, tendo, sendi dan fasia
3. Nyeri Viseral, nyeri pada organ viscera

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates